BangkepNews.com. BANGKEP— Usai pengukuhan Rusli Moidady sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Banggai Kepulauan, jagat media sosial di daerah Banggai Kepulauan ( Bangkep ) mendadak ramai. Hal ini dipicu oleh unggahan status salah satu oknum pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan yang menulis kalimat bernada sindiran di status WhatsApp-nya.
“SAH Terjadi Penghianatan Malam Ini, Kamu Bisa Aja,” tulis pejabat tersebut dalam statusnya yang beredar luas di kalangan masyarakat pada Kamis malam (31/10).
Unggahan itu menimbulkan spekulasi publik, terlebih karena bertepatan dengan beredarnya kabar pengukuhan Rusli Moidady oleh Ketua DPD Partai Gerindra Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, di kantor DPD Partai Gerindra Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu.
Beberapa pihak menilai status tersebut diindikasi seolah ditujukan kepada Bupati Banggai Kepulauan yang dikaitkan dengan dinamika politik internal partai.
Menanggapi ramainya perbincangan publik, mantan Ketua DPRD Banggai Kepulauan, Risal Arwi, turut memberikan komentar melalui akun media sosial pribadinya. Dalam unggahan di Facebook, Risal mengingatkan para aparatur sipil negara (ASN) agar menjaga sikap dan netralitasnya dari urusan politik praktis.
“Kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Banggai Kepulauan, tidak usah ba jago-jago mau berkomentar soal politik dan sikap bupati Bangkep yang memilih jalan politiknya. Bakantor saja tidak usah ba jago-jago. Kenapakah kalau beliau jadi ketua Gerindra? Ahhh, tidak beres, jaga itu integritas,” tulis Risal dalam unggahannya.
Komentar tersebut mendapat beragam tanggapan dari warganet. Sebagian menilai sindiran Risal cukup tajam namun relevan, sementara yang lain menilai dinamika ini menunjukkan bahwa suhu politik di Banggai Kepulauan mulai menghangat.
Menanggapi pernyataan status salah satu pejabat Pemda Banggai Kepulauan, Rusli Moidady memilih bersikap tenang dan bijak. Ia menilai bahwa setiap ucapan memiliki konteks dan maksud tersendiri, sehingga sebaiknya tidak langsung disimpulkan tanpa klarifikasi.
“Tanyakan saja kepada yang bersangkutan apa maksud dan tujuan dari statusnya,” ujar Rusli dengan tenang.
Menurutnya, yang terpenting adalah menjaga etika dalam berpendapat dan tidak mudah terprovokasi. Ia menambahkan, biarlah masyarakat yang menilai — karena pada akhirnya, kearifan publik akan menjadi cermin atas sikap dan tutur setiap individu.
Dengan pernyataannya itu, Bupati Bangkep Rusli Moidady menunjukkan kepemimpinan dalam berpikir dan bertindak, mengedepankan dialog daripada prasangka, serta mengingatkan bahwa bijak dalam menyikapi perbedaan adalah tanda kematangan dalam berdemokrasi.(*/Ar)











