BangkepNews.com. BANGKEP — Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan menggelar rapat penting terkait rencana pembangunan Pelabuhan Kontainer Salakan yang berlangsung di ruang rapat Kantor Bupati Banggai Kepulauan. Selasa (07/25). Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur pimpinan daerah, termasuk Wakil Bupati Banggai Kepulauan Serfi Kambey, Ketua DPRD Arkam.Supu, Ketua Komisi II DPRD Irwanto I.T. Bua, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Perhubungan, pimpinan OPD, para kepala desa, serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menegaskan pentingnya pembangunan pelabuhan sebagai infrastruktur strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat konektivitas antar wilayah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banggai Kepulauan.
“Banggai Kepulauan sangat membutuhkan pelabuhan yang memadai, baik dari sisi kapasitas maupun fasilitas. Hari ini kita memasuki tahapan pembangunan. Kegiatan ini bertujuan menyampaikan informasi secara terbuka dan menjaring masukan dari masyarakat agar proses pembangunan berjalan lancar,” ujar Serfi.
Ia mengajak semua pihak untuk menyambut baik pembangunan ini dengan semangat kolaborasi dan keterbukaan. Pemerintah daerah, lanjutnya, berkomitmen mendukung penuh setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan hingga pengawasan.
Serfi mengungkapkan, pembangunan pelabuhan ini telah direncanakan sejak 2014, namun kerap tertunda karena keterbatasan anggaran. Berkat kerja keras dan kolaborasi antara Bupati, Dinas Perhubungan, dan DPRD di tingkat kementerian, pada tahun 2025 pembangunan ini akhirnya dapat terealisasi.
Hasfar, Kepala Syahbandar Luwuk yang mewakili Kementerian Perhubungan, menegaskan bahwa proyek ini sudah masuk tahap eksekusi, bukan lagi sekadar sosialisasi.
“Pagu anggaran untuk pembangunan Pelabuhan Kontainer Salakan dari Kementerian Perhubungan sebesar Rp.98 miliar. Untuk tahun 2025 sebesar Rp.15 miliar, sisanya Rp.84 miliar akan dilanjutkan tahun 2026 melalui skema multi-year contract yang sudah ditandatangani,” jelas Hasfar.
Disampaikan secara humoris, ia juga menyebut intensitas komunikasi dengan Kepala Dinas Perhubungan yang gigih mengawal proyek ini. Selain itu, ia menyebut telah menjalin komunikasi dengan pengusaha kontainer di Surabaya untuk mendukung pengiriman hasil pertanian dan perikanan dari Banggai Kepulauan.
“Pembangunan ini ditargetkan selesai tahun 2027. Saya berharap hasil pertanian dan laut bisa mengisi kontainer untuk dikirim ke Surabaya,” ujarnya.
Menjelang akhir kegiatan, Wakil Bupati membuka sesi tanggapan dan masukan dari para undangan. Ketua BPD Baka, Hud Mopok, menyampaikan aspirasi masyarakat agar pelabuhan segera dapat digunakan untuk kapal-kapal besar. Ia juga mengusulkan pembongkaran gudang panjang dan penyambungan akses jalan menuju pelabuhan.
Wakil Bupati merespons positif usulan tersebut. Ia menjelaskan bahwa proses hukum terkait lahan gudang panjang telah selesai hingga Mahkamah Agung, dan pembongkaran akan segera dilakukan setelah masa tenggang hukum berakhir.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Banggai Kepulauan Irwanto I.T. Bua mengingatkan pentingnya menyiapkan aspek hilir dari pembangunan pelabuhan, khususnya terkait ketersediaan muatan balik.
“Kita jangan terjebak dalam euforia keberhasilan anggaran. Kita harus pikirkan isi kontainernya. Jangan sampai nasib Pelabuhan Salakan sama seperti Bolonan dan Lalengan yang tak memberikan dampak signifikan bagi daerah,” tegasnya.
Ia menekankan perlunya sinergi antara DPRD dan pemerintah daerah dalam membangun sistem distribusi dan ekspor produk unggulan daerah.
“Kita punya banyak komoditas siap ekspor, tapi belum terkonsolidasi. 2027 itu sudah dekat, dan kita harus siap menyambutnya dengan kesiapan sistem yang matang,” tandas Irwanto.
Rapat perencanaan pembangunan Pelabuhan Kontainer Salakan ini menjadi momentum strategis dalam sejarah pembangunan infrastruktur di Banggai Kepulauan. Harapan besar mengiringi proyek ini, tidak hanya sebagai fasilitas logistik, tetapi sebagai motor penggerak ekonomi daerah. Dukungan penuh dari masyarakat, legislatif, dan eksekutif menjadi kunci suksesnya proyek yang telah dinanti selama 12 tahun.(*/Ar)













