BangkepNews.com.SALAKAN– Kota kecil yang sarat sejarah dan semangat perjuangan, kembali menjadi sorotan. Kota ini dikenal sebagai tempat bersejarah yang telah melahirkan pejuang-pejuang kemerdekaan, diabadikan dalam bentuk Monumen Trikora yang berdiri megah di tengah Bukit Lapangan Trikora Salakan. Namun, kini ikon tersebut mengalami transformasi besar: Lapangan Trikora disulap menjadi Taman Kota Salakan, yang akan diluncurkan secara resmi malam ini, Selasa 3 Juni 2025, dengan menghadirkan bintang tamu artis reggae dari ibu kota.
Lapangan Trikora tak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga telah lama menjadi pusat kegiatan masyarakat. Mulai dari olahraga, pertunjukan seni dan budaya, hingga menjadi lokasi utama pelaksanaan Sholat Idul Fitri berjamaah setiap tahunnya. Perubahan fungsi kawasan ini menjadi taman kota menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Sejumlah pemerhati sejarah dan tokoh masyarakat Salakan, Asmadi menyoroti perubahan ini sebagai bentuk pergeseran identitas kota. “Kita tidak boleh melupakan bahwa Salakan adalah kota bersejarah. Menyebutnya hanya sebagai kota ikan justru mengaburkan jejak perjuangan para pahlawan kita, salakan punya andil besar dalam perebutan irian barat kembali ke pangkuan NKRI, pada operasi Mandala perebutan Irian Barat kembali ke pangkuan NKRI kota salakan , teluk Ambelang menjadi pangkalan penyusunan strategi pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda,dimana Panglima Operasi Mandala dipimpin oleh Mayor jenderal Suharto yg di tunjuk oleh presiden Soekarno,”Jelas Asmadi pada media ini.
Menurut Asmadi, label “Kota Ikan” yang selama ini melekat pada Salakan dianggap kurang merepresentasikan nilai historis dan peran kota ini dalam sejarah nasional. Ia berharap agar pemerintah daerah mempertimbangkan kembali ikon kota. Mereka mengusulkan agar Salakan secara resmi disebut sebagai “Kota Bersejarah”, bukan semata-mata kota ikan
“Kota bersejarah memiliki makna yang dalam. Ini bukan hanya soal masa lalu, tapi identitas dan kebanggaan kita sebagai penerus perjuangan,” tambahnya.
Meski begitu, peluncuran Taman Kota Salakan malam ini tetap dinantikan banyak warga. Pemerintah daerah berharap taman ini menjadi ruang publik yang merekatkan masyarakat, sembari tetap menghormati warisan sejarah yang melekat di lokasi tersebut.
“Apakah Salakan akan tetap dikenal sebagai kota “IKAN” ataukah Pemerintah daerah akan mengingatkan kita, bahwa Salakan adalah salah satu kota Bersejarah di Republik Indonesia. Hanya waktu dan suara rakyat yang bisa menjawabnya.” Tutup Asmadi Bidal.(**)